Game Main Features Pick-Up Topics

Judul First-Party yang seharusnya “tidak keluar dari pagar” kini meningkat pesat. Mari kita telusuri alasannya.

Persaingan memperebutkan pangsa pasar dalam industri game sering diibaratkan seperti perang yang sangat sengit. Salah satu faktor penentunya adalah hadirnya judul eksklusif pada platform tertentu. Adalah hal wajar bila judul first-party, yakni game yang haknya dimiliki oleh perusahaan pembuat platform atau anak perusahaannya dan menjadi eksklusif untuk platform tersebut. Namun, bagi para pemain, keputusan third-party untuk merilis game mereka di platform mana merupakan persoalan besar yang butuh pertimbangan panjang.

Terutama ketika sebuah seri populer “berpindah rumah”, hal itu menjadi berita besar. Bahkan untuk game yang pada akhirnya hadir di berbagai platform, jadwal rilisnya sering berbeda-beda, membuat banyak pemain gelisah menunggu apakah game yang ditunggunya akan rilis di konsol yang dimilikinya atau tidak. Selain itu, di era ketika tiap konsol memiliki spesifikasi berbeda jauh, perbedaan seperti frame rate saat bermain cukup mencolok dan sering menjadi bahan perbincangan di internet.

Namun, sejak hadirnya PS4 dan Xbox One yang mengadopsi konfigurasi perangkat keras mirip PC, tren rilis lintas platform termasuk PC menjadi arus utama dunia game. Game eksklusif selain di platform Nintendo, yang tetap menggunakan perangkat keras serta kontroler unik, semakin berkurang. Dalam beberapa tahun terakhir, judul first-party yang dulunya “tidak mungkin keluar dari pagar” mulai dirilis bukan hanya di PC, tetapi juga di konsol pesaing. Hal-hal yang beberapa tahun lalu dianggap mustahil kini jadi kenyataan, seperti “Everybody’s Golf bisa dimainkan di konsol Nintendo” atau “seri baru Gears of War rilis untuk PlayStation”.

Apakah ini pertanda runtuhnya “Tembok Berlin” bernama platform? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa judul tersebut sekaligus menelusuri latar belakang perilisannya.

Related posts

Leave a Comment