Judul First-Party yang seharusnya “tidak keluar dari pagar” kini meningkat pesat. Mari kita telusuri alasannya.
Xbox Sudah Bukan Lagi Sekadar “Platform”!?
Di sisi lain, Microsoft akan dan sudah merilis judul untuk PlayStation 5 seperti Forza dan Gears of War, dua seri AAA andalan yang bisa dibilang “mesin uang” sekaligus wajah dari Xbox. Beberapa tahun lalu, langkah ini nyaris tak bisa dibayangkan. Namun, tampaknya hal ini merupakan hasil dari perubahan cara pandang Microsoft selama sekitar satu dekade terakhir terhadap konsep “platform”.
Pada E3 2016, Microsoft mengumumkan program “Xbox Play Anywhere”. Program ini memungkinkan sebagian judul, atau bahkan hampir semua judul Microsoft sendiri, yang dirilis untuk Xbox One juga bisa dimainkan di Windows 10. Dengan kata lain, “beli sekali, bisa dimainkan di Xbox One maupun Windows 10”. Program tersebut pada dasarnya menyatukan Xbox dan Windows sebagai satu platform. Di satu sisi, hal ini memperluas basis pemain; namun di sisi lain, juga mengurangi alasan bagi gamer PC untuk membeli konsol Xbox One. Karena itu, keputusan ini dianggap sangat berani.
Penulis teknologi Yoshiji Nishikawa, dalam artikelnya mengenai pengumuman tersebut, mengatakan:
“Ke depannya, Microsoft kemungkinan akan memperlakukan Xbox bukan lagi sebagai platform game mandiri, melainkan hanya salah satu produk untuk menyediakan game sebagai layanan. Saat itu tiba, Xbox One dan PC berbasis Windows 10 akan dipandang sama sebagai target penyediaan layanan. Program Xbox Play Anywhere adalah langkah pertama dari strategi besar tersebut.”
Sekitar sembilan tahun telah berlalu, dan kini persepsi Xbox sama dengan Windows sudah cukup mengakar di kalangan gamer. Jumlah “gamer Xbox tanpa konsol Xbox” mungkin sudah sangat besar. Fakta bahwa program ini masih berlanjut di era Xbox Series X|S dan Windows 11 menunjukkan bahwa Microsoft menilainya sebagai keberhasilan. Langkah berikutnya bagi Microsoft ternyata adalah PlayStation. Bagi perusahaan ini, merilis game di PS5 tampaknya bukan sesuatu yang bombastis seperti “menawarkan judul first-party ke platform pesaing”, melainkan hanya langkah bisnis yang wajar: “membawa layanan kami ke tempat baru”.
Hal ini ditegaskan lagi pada acara online “Xbox Games Showcase 2025” yang diadakan tanggal 9 Juni 2025. Biasanya, trailer di acara resmi sebuah platform hanya menampilkan logo platform tersebut, bahkan untuk game multiplatform. Namun, kali ini, banyak trailer termasuk The Outer Worlds 2 justru menampilkan logo PS5 di samping Xbox. Bagi media game yang rutin mengikuti acara semacam ini, ini adalah “kejadian besar”.
Di acara yang sama, Microsoft juga memperkenalkan ROG Xbox Ally, sebuah perangkat genggam berbasis Windows 11 yang bisa mengakses toko game PC non-Xbox. Secara teknis, perangkat ini lebih dekat ke PC, tapi nama “Xbox” tetap disematkan, sebuah hal yang menarik.
Lalu pada 24 Juni 2025, diumumkan pula Meta Quest 3S Xbox Edition, versi edisi terbatas dari headset VR Meta. Unit ini hadir dengan desain khusus berwarna hitam-hijau khas Xbox, lengkap dengan kontroler Touch Plus standar dan tambahan kontroler nirkabel Xbox edisi terbatas.
Meski Xbox tidak punya headset VR resmi, fakta bahwa nama “Xbox” kini menempel pada perangkat buatan pihak lain jelas cukup mengejutkan. Semua hal ini menunjukkan bahwa cara Microsoft memandang “platform” telah berubah drastis dibanding dulu. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin suatu hari nanti kita benar-benar akan melihat layanan seperti “Xbox Game Pass for PlayStation”, sesuatu yang saat ini mungkin masih dianggap sebagai bahan lelucon.