KANSAI REGION (関西地方)
Wilayah Kansai (関西地方/Kansai Chihou) yang seringkali disebut wilayah Kinki (近畿地方/Kinki Chihou), terletak di bagian selatan tengah dari pulau Honshu yang menjadi pulau utama Jepang. Wilayah ini meliputi prefektur Mie, Nara, Wakayama, Kyoto, Osaka, Hyogo, dan Shiga. Tergantung dari siapa yang membuat pembagian, prefektur Fukui, Tokushima, bahkan Tottori bisa dimasukkan ke dalam wilayah ini. Sejak dahulu, penamaan Kansai dan Kinki untuk wilayah ini selalu bergantian, tetapi di masa modern ini, keduanya seringkali digunakan mengikuti keadaan. Wilayah pemukiman di Osaka, Kobe, dan Kyoto, merupakan daerah dengan populasi terpadat kedua di Jepang setelah Tokyo.
Sakura di musim semi di Osaka dengan latar belakang Osaka Tower. Foto diambil dari taman di sekitar Osaka Castle.
Wilayah Kansai dikenal sebagai pusat kebudayaan dan sejarah di Jepang dengan luas wilayah 11% dari luas Jepang secara keseluruhan. Di wilayah ini terdapat 4 taman nasional, juga 6 dari 7 prefektur yang menempati urutan tertinggi sebagai harta nasional. Amanohashidate di prefektur Kyoto dan pulau Awaji di Hyougo menjadi daya tarik geografis lain dari wilayah ini.
Wilayah Kansai seringkali dibandingkan dengan wilayah Kanto yang mencakup Tokyo dan wilayah-wilayah di sekitarnya. Sementara wilayah Kanto dianggap sebagai simbol standarisasi di seluruh Jepang, wilayah Kansai lebih banyak menampilkan keanehan atau keunikan, seperti budaya di Kyoto, merkantilisme di Osaka, sejarah di Nara, kosmopolitanisme di Kobe, dan merupakan fokus dari budaya yang berlawanan di Jepang. Persaingan antara wilayah timur yang diwakili Kanto dan wilayah barat yang diwakili Kansai, sudah ada sejak jaman dulu, terutama dari jaman Edo.
Banyak sekali karakteristik yang unik dari masyarakat Kansai yang turun menurun dari budaya pedagang di Osaka. Masyarakat Kansai dipandang sebagai masyarakat yang pragmatis, pintar berwirausaha, tidak sombong dan apa adanya, memiliki jiwa humor yang tinggi. Di sisi lain, masyarakat Kanto dianggap lebih canggih, selalu mengikuti trend, dan formal, sesuai dengan sejarah Tokyo dan menjaga status modern sebagai ibukota negara dan kota metropolitan terbesar.
Wilayah Kansai sangat terkenal dengan kulinernya, terutama Osaka. Ada pepatah berbunyi 京の着倒れ、大阪の食い倒れ (Kyo no Kidaore, Ōsaka no Kuidaore) yang berarti jika orang Kyoto lebih banyak pengeluaran untuk pakaian, maka orang Osaka lebih banyak pengeluaran untuk makanan. Takoyaki, okonomiyaki, kitsune udon dan kushikatsu adalah masakan khas Osaka yang sangat terkenal. Sedangkan Kyoto dianggap sebagai salah satu kiblat masakan tradisional Jepang. Kansai memiliki banyak merek wagyu seperti sapi Kobe dan sapi Tajima dari Hyogo, sapi Matsusaka dari Mie dan sapi Omi dari Shiga. Minuman sake menjadi spesialisasi lain wilayah ini, dimana daerah-daerah di Nada-Gogo dan Fushimi merupakan daerah penghasil sake yang memproduksi 45% sake dari seluruh Jepang. Sebagai kebalikan dari selera kuliner dari wilayah timur Jepang, makanan di Kansai biasanya memiliki rasa yang lebih manis dan makanan seperti natto cenderung tidak populer.
Dialek orang-orang dari wilayah Kansai memiliki keunikan tersendiri dan biasa disebut dengan Kansai-ben, dimana mereka memiliki variasi sendri dalam pengucapan, kosakata, dan tata bahasa, Meskipun Kansai-ben merupakan sebutan untuk dialek masyarakat Kansai secara keseluruhan, dialek tiap daerah dalam wilayah Kansai biasanya berbeda, yang menyebabkan adanya pembagian lain seperti Osaka-ben dan Kyoto ben.
Kansai dikenal juga sebagai salah satu daerah yang makmur dengan olahraga baseball-nya di Jepang. Tim baseball profesional di Jepang seperti Hanshin Tigers dan Orix Buffaloes berasal dari Kansai. Koshien Stadium yang merupakan “rumah” tim Hanshin Tigers terkenal sebagai tempat yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya berbagai pertandingan baseball tingkat nasional untuk kalangan SMA. Independent Kansai Baseball League didirikan pada tahun 2009. Sementara dalam bidang sepak bola, liga sepak bola reional Kansai didirikan pada tahun 1966 dengan 16 tim yang tergabung, seperti Cerezo Osaka, Gamba Osaka, Vissel Kobe, dan Kyoto Sanga.
Pemandangan kuil Kiyomizu-dera di Kyoto pada malam hari. Di musim mekarnya bunga sakura, kuil ini mengadakan sakura illumination, dimana pengunjung bisa datang ke kuil ini di malam hari sambil menikmati keindahan sakura dengan sorotan lampu-lampu yang indah.
SEJARAH
Selain istilah Kansai dan Kinki, ada juga istilah Kinai (機内) yang diberikan untuk wilayah ini, dimana masing-masing istilah memliki sejarah yang panjang. Istilah-istilah tersebut lahir sebagai bagian dari reformasi Ritsuryou pada abad ke-7 dan ke-8, jauh sebelum negara Jepang terbentuk. Sebuah sistem pemerintahan yang disebut Gokishichidou membentuk provinsi Yamato, Yamashiro, Kawachi, Settsu, dan Izumi. Di saat inilah istilah Kinai dan Kinki muncul dengan arti “tetangga dari ibu kota” yang biasa digunakan untuk provinsi-provinsi tersebut, Saat ini, istilah Kinai mengacu kepada Osaka-Kobe-Kyoto yang merupakan daerah Keihanshin dan berada di tengah wilayah Kansai.
Pada awalnya, istilah Kansai mengacu pada wilayah yang terletak di barat Osaka, wilayah yang membentang di antara prefektur Yamashiro (sekarang Kyoto) dan provinsi Omi (sekarang prefektur Shiga). Semasa periode Kamakura, wilayah ini didefinisi ulang dengan mengikut sertakan provinsi Iga dan provinsi Omi. Kemudian di periode Edo, wilayah Kansai berubah menjadi seperti yang ada hingga sekarang. Sepertti kebanyakan wilayah di Jepang, wilayah Kansai bukan wilayah dengan administrasi sendiri, tetapi lebih kepada wilayah sejarah dan kebudayaan, dimana hal ini terbentuk pada periode Heian setelah wilayah Kanto mulai berkembang dan dikatakan lebih coocok untuk menjadi wilayah ibukota Jepang daripada Kansai.
Wilayah Kansai diklaim sebagai asal mula peradaban Jepang. Dimulai dari Nara yang pernah menjadi ibukota tetap pertama Jepang. Pada masa ini (tahun 710~784), agama Buddha menyebar di Jepang dan pembangunan kuil Todai-ji dilakukan pada tahun 745. Wilayah Kansai juga dikatakan sebagai penyebar kuil suci agama Shinto seperti kuil Ise pada tahun 690 di prefektur Mie.
Periode Heian menyaksikan pindahnya ibukota ke Keian-kyou (sekarang Kyoto) yang bertahan hingga ratusan tahun sampai datangnya restorasi Meiji. Di masa keemasannya, wilayah Kansai melahirkan banyak sekali kebudayaan tradisional Jepang pada tahun 788. Saicho, penemu aliran Tendai dari agama Buiddha, pertama kali membangun biaranya di gunung Hiei yang ada di prefektur Shiga. The Tale of Genji, cerita rakyat terkenal di Jepang dan dinobatkan sebagai novel modern pertama di dunia, ditulis oleh Murasaki Shikibu yang saat itu berprofesi sebagai pemain teater di Heian-kyo. Noh dan Kabuki juga lahir di Kyoto, Sedangkan Bunraku yang dikenal sebagai pertunjukan boneka tradisional Jepang adalah budaya asli Osaka.
Posisi Kansai yang unik dalam sejarah Jepang, ditambah dengan minimnya kerusakan akibat perang dan bencana alam yang melanda wilayah ini, membuat Kansai lebih banyak memiliki situs warisan dunia yang diakui UNESCO dibandingkan wilayah lain di Jepang. Hal ini membuat wilayah Kansai sebagai tujuan wisata yang paling menarik bagi mereka yang ingin melihat kebudayaan tradisional Jepang.