Pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” Hadir di Jakarta・Surabaya・Denpasar
Memperkenalkan sejarah dan budaya boneka di Jepang!
The Japan Foundation, Jakarta akan menyelenggarakan pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” di tiga kota: Jakarta, Surabaya, dan Denpasar mulai dari bulan Juli hingga Oktober 2023. Pameran ini menghadirkan 67 karya boneka tradisional dan modern, disertai penjelasan sejarah, fungsi, dan penyebarannya dalam kebudayaan mayarakat Jepang.
Terminologi Ningyō, yang dalam bahasa Jepang berarti Boneka, sejatinya berasal dari huruf 人 (hito, dibaca nin) yang berarti manusia, dan 形 (katachi, dibaca gyō) yang berarti bentuk. Maka secara harfiah, Ningyō berarti suatu benda yang berbentuk seperti manusia. Pameran ini memaparkan macam-macam jenis boneka Jepang melalui empat babak: (1) Boneka sebagai doa bagi kesehatan anak; (2) Boneka sebagai sebuah karya seni; (3) Boneka sebagai bagian dari kesenian masyarakat; dan (4) Penyebaran kebudayaan Boneka di Jepang.
Budaya boneka di Jepang bermula dari ritual-ritual pengusiran roh jahat yang telah dilakukan secara turun-temurun. Dari sanalah muncul boneka-boneka yang digunakan untuk mendoakan pertumbuhan anak agar sehat saat menjelang pergantian musim, atau disebut Sekku Ningyō, yang salah satu contohnya adalah Hina Ningyō. Kemudian pada abad ke-17, bersamaan dengan berkembangnya teknik kerajinan, boneka dengan pengerjaan yang lebih rumit mulai dinikmati sebagai karya seni. Selain itu, muncul kebudayaan boneka berdasarkan iklim dan cerita rakyat pada tiap-tiap daerah, yang mencerminkan kekhasan daerah tersebut, seperti Kokeshi dan Daruma. Boneka-boneka menjadi cinderamata dan hadiah, serta digemari masyarakat secara luas. Hingga saat ini, berbagai boneka Jepang disukai oleh masyarakat luas secara global, contohnya seperti Jooruri yang digunakan dalam seni pertunjukan, boneka dress-up yang dimainkan anak kecil, hingga figur karakter anime atau manga.