Benarkah Jepang berjalan seperti biasa sementara negara-negara lain mengambil langkah drastis untuk memperlambat penyebaran COVID-19?
Selain lembaran plastik menjadi kewajiban untuk dipasang antara pembeli dan penjual demi mencegah penyebaran virus melalui verbal, makanan yang dipanggang sekarang semuanya dibungkus secara individual, sangat berbeda dibandingkan sebelum pandemi dimana makanan dibiarkan begitu saja di tempat terbuka. Tingkat higienis negara ini memang banyak dipuji banyak negara.
Selain itu, sempat ada kepanikan untuk membeli toilet paper yang terjadi di berbagai tempat di Jepang. Apa yang bagus dari hal ini? Kepanikan ini reda dengan cepat karena orang Jepang memiliki daya nalar yang baik. Adapun kepanikan ini sebenarnya berawal dari sebuah artikel tidak bertanggung jawab yang mengatakan Jepang tidak sanggup untuk memproduksi toilet paper di dalam negeri lagi. Publik Jepang dengan cepat diyakinkan bahwa Jepang masih mampu memproduksi toilet paper dan membuat mereka merasa konyol atas kepanikan yang mereka buat. Hal ini berbeda dengan negara lain yang mengalami kepanikan yang sama, salah satunya adalah Australia, yang bahkan terjadi perncurian dan baku hantam hanya karena berebut toilet paper.
Satu hal yang sangat penting untuk dicatat, rapid test di Jepang tidaklah dilakukan secara gencar, bahkan disarankan untuk tidak pergi ke rumah sakit jika tidak mengalami gejala COVID-19. Mungkin pengetesan yang paling sering dilakukan adalah saat suhu tubuh diperiksa oleh petugas keamanan sebelum memasuki toko atau tempat umum lainnya. Bagi orang Jepang sendiri, hal tersebut tidak dipersoalkan karena nampaknya mereka percaya diri dengan kebersihan dan tingkat higienis yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun demikian, mereka tetap patuh dengan peraturan yang ada dan tidak ingin membuat orang lain tidak nyaman dengan menggunakan masker dan menjaga kebersihan sendiri. Karena itu, roda kehidupan di Jepang tampak seperti normal-normal saja. Padahal yang menggunakan face shield juga banyak….dan lagi-lagi hal tersebut tidak dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa.
Adapun beberapa kebiasaan yang dianggap sebagai faktor penekan wabah COVID-19 di Jepang, dimana kebiasaan ini sudah mendarah daging bagi orang Jepang dan mereka percaya kebiasaan itu membuat percaya diri kebal terhadap penyakit menular: