Pick-Up Topics Travel & Culture

Benarkah Jepang berjalan seperti biasa sementara negara-negara lain mengambil langkah drastis untuk memperlambat penyebaran COVID-19?

– Budaya Onsen.

Masyarakat Jepang memiliki budaya untuk mandi di onsen atau mandi umum. Yang menjadi perhatian dari kebiasaan ini bukanlah onsen yang bisa membersihkan tubuh, tetapi kebiasaan ini justru secara tidak sengaja membuat tubuh orang yang terpapar virus dan bakteri satu sama lain secara teratur menyebarkan virus secara merata yang justru membangun kekuatan kekebalan tubuh secara alami. Meskipun masih berupa teori, kemungkinan kekebalan tubuh terhadap COVID-19 sudah tumbuh secara meluas.

– Diet tinggi vitamin dan mineral

Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi orang Jepang, untuk makan porsi kecil atau secukupnya dari banyak jenis makanan, dengan tujuan untuk mencoba semua rasa, dan nutrisi seimbang dengan memakan minimal 30 jenis makanan yang berbeda dalam sehari. Hal ini membuat gizi masyarakat Jepang jauh lebih baik daripada negara maju lain yang hanya makan fastfood dan sekaleng coke.

– Masker adalah kebiasaan.

Setiap tahun di Jepang ada musim flu dan musim alergi serbuk sakura yang membuat penggunaan masker sudah menjadi sebuah kebiasaan umum yang alami. Ini adalah praktik budaya di sana, dan tidak ada yang protes bahkan menangis dengan kebijakan wajib bermasker karena dianggap pelanggaran kebebasan politik atau menuduh pemerintah merekayasa pandemi demi kepentingan politik.

– Semangat Bushido

Akhirnya, ini adalah poin terpenting. Filsafat. Jepang adalah negara yang rawan gempa bumi, memiliki berbagai kelezatan dalam kulinernya termasuk ikan fugu yang beracun, tetapi mereka selalu tenang menghadapinya. Orang-orang Jepang masih akan mendaki ke Gunung Tarumae, salah satu gunung berapi yang paling aktif dan bisa kembali dengan selamat. Dengan berbagai resiko yang sudah biasa mereka hadapi, COVID-19 yang menjadi peristiwa paling serius dan menakutkan di dunia saat ini, dihadapi dengan santai oleh orang Jepang.

Orang Jepang mengerti bahwa berhati-hati itu baik, tetapi mendasarkan seluruh hidup pada rasa takut bukanlah kehidupan nyata. Jadi bagi mereka, COVID-19 harus diwaspadai tapi juga bukan sesuatu yang akan mengakhiri hidup mereka. Tetapi, sekali lagi….orang Jepang sadar akan keselamatan diri dan orang lain di sekitar mereka karena kesadaran mereka untuk tidak membuat orang lain tidak nyaman. Tanpa disuruhpun, mereka akan menggunakan masker saat merasa kondisi kesehatan tidak baik, dan selalu menjaga kebersihan diri. Tidak sedikit orang Jepang yang protes pemerintah karena bantuan telat diterima dan penanganan COVID-19 yang dianggap lambat.

Related posts