Pick-Up Topics

Doki Doki Gamer’s Diary: Super Famicom dan Satellaview

Super Famicom (SuFami) adalah “home video game console” produksi Nintendo yang saat perilisannya digadang dengan kemampuan 16-bit-nya untuk menghadapi dua saingannya di Jepang yaitu PC Engine dan Sega Mega Drive, meskipun PC Engine sebenarnya masih 8-bit. Sebagai console kedua yang dirilis Nintendo setelah console sebelumnya yaitu Family Computer (Famicom) menjadi “boom” tidak hanya di Jepang tapi juga di luar Jepang dengan Nintendo Enterntainment System (NES) sebagai versi yang dirilis di luar negeri Sakura, SuFami mendapat sambutan yang sangat baik di Jepang. SuFami dirilis di Jepang pada tanggal 21 November 1990 dan tidak butuh lama untuk masuk ke Indonesia karena pertengahan 1991 sudah banyak toko game di Indonesia yang menjual konsol ini.

Tahun 1990 di Indonesia, NES dan Sega Mega Drive menjadi konsol game yang paling banyak dimiliki oleh anak-anak saat itu. Ada juga yang punya Sega Master System dan TurboGrafx-16 (PC-Engine versi luar Jepang), tetapi karena toko game menjual dua konsol ini terbilang sedikit jadi tidak banyak yang tahu. Ini adalah tahun-tahun di mana hampir semua anak terhibur dengan game-game Mega Drive seperti Golden Axe, Super Shinobi, Shadow Dancer, Bare Knuckle, dan Sonic. Saya juga salah satu yang termasuk di dalamnya dimana saat itu masih seorang anak SMP yang punya NES dan Mega Drive. Selain itu, masih senang main arcade di game center. Tempat main arcade favorit saat itu adalah Bambiland yang ada di lantai 3 Bandung Indah Plaza. Setelah puas main arcade, biasa mampir ke Gunung Agung karena di sana ada counter jual game untuk melihat game-game terbaru yang ada, lalu ke toko Starlite yang ada di lantai dasar dengan tujuan yang sama. Penyuka game di Bandung pasti tahulah kalau Starlite ini salah satu toko game legend di Bandung.

Ada kenangan tersendiri mengenai bagaimana saya memiliki SuFami. Saat itu, game arcade yang paling sering dimainkan adalah Final Fight. Gambar karakternya yang besar dan detil membuat saya langsung jatuh hati dengan game ini dan rela menunggu lama untuk dapat giliran main karena biasanya Final Fight waktu itu banyak yang mainin. Saking senangnya sampai berharap Final Fight bakal ada di Mega Drive, tetapi harapan itu tak kunjung menjadi kenyataan dan berpuas diri dengan game-game yang satu genre seperti Bare Knuckle dan Golden Axe. Saat itu belum tahu mengenai SuFami, sampai suatu hari saya mampir ke Gunung Agung dan kaget melihat ada kotak bergambar Final Fight. Sontak kaget dan langsung menghujamkan mbak-mbak penjaga counter dengan pertanyaan itu game untuk konsol apa. Dalam hati berharap si mba bakal jawab untuk Mega Drive, meskipun bentuk kotaknya asing untuk sebuah game Mega Drive. Si mba pun menjawab kalau Final Fight itu untuk konsol SuFami. Seketika bingung, “apa pula ini SuFami?” tanya saya dalam hati. Lalu mba yang baik hati dan selalu membolehkan saya main game yang terpasang di counter, memperlihatkan kotak SuFami. Melihat ada logo Nintendo di kotak itu, saya baru sadar kalau ini adalah konsol terbaru dari Nintendo, langsung teringat bagaimana dulu NES menjadi bagian hidup saya sewaktu SD dan memberi banyak kesenangan dengan game-game yang pernah saya mainkan.

Related posts