Pick-Up Topics

Warga Jepang Mulai Mewaspadai Hal-hal ini di Akihabara

Akihabara sudah sangat dikenal sebagai salah satu distrik di Tokyo yang banyak dikunjungi orang, tidak hanya oleh wisatawan luar negeri tetapi juga warga Jepang sendiri. Terutama saat liburan panjang sepereti liburan Golden Week, dimana banyak orang akan mengunjungi berbagai tempat di Tokyo, Akihabara adalah tempat yang harus dikunjungi oleh pecinta anime, manga, dan teknologi, dan banyak yang mungkin ingin mengunjunginya saat melakukan perjalanan wisata di Tokyo.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kasus-kasus orang yang didekati atau didatangi orang tak dikenal dengan maksud “pengarahan” dan “pengajakan” di Akihabara telah meningkat, dan ada beberapa poin penting yang sangat diperhatikan oleh warga Jepang. Berikut adalah beberapa jenis pengarahan yang mulai diwaspadai oleh warga Jepang:

1. Pengarahan Agama, kepercayaan, dan sekte.

Salah satu jenis pengarahan yang sering ditemui di Akihabara adalah “pengarahan Agama.” Sebagai negara dengan warga yang notabene tidak memiliki fokus terhadap Agama, warga Jepang sangat tidak suka jika diajak untuk memeluk Agama, kepercayaan, dan sekte tertentu. Biasanya, para pengarahan Agama akan memulai percakapan dengan topik seperti anime, game, atau elektronik, kemudian mengalihkannya ke topik Agama. Mereka biasanya terlihat di area sekitar distrik elektronik Akihabara, lebih dekat ke sungai Kanda.

2. Pekerjaan Survei dan Pengumpulan Data

Pekerjaan survei dan pengumpulan data juga semakin meningkat di Akihabara dan ini dianggap mengganggu bagi warga Jepang. Mereka biasanya terlihat di area yang padat pengunjung seperti Akihabara Atre atau sekitar UDX Akihabara. Mereka akan membentuk kelompok sekitar 3 hingga 5 orang. Mereka akan meminta kerja sama untuk mengisi survei, dan setelah Anda setuju, mereka akan mulai bertanya tentang berbagai hal seperti pekerjaan, sektor ekonomi, dan penghasilan. Survei ini cenderung mengumpulkan informasi pribadi seperti nama, alamat email, dan nomor telepon tanpa menjelaskan dengan jelas bagaimana data tersebut akan digunakan. Hal ini meningkatkan risiko penyalahgunaan data pribadi. Kesimpulannya, warga  yang mengunjungi Akihabara dihimbau perlu berhati-hati dan berwaspada terhadap pengarahan seperti ini, karena penting untuk menjaga privasi dan data pribadi saat berada di kawasan tersebut.

Dalam hal penanganan, yang terbaik adalah mengabaikannya sepenuhnya. Hal ini tidak berlaku untuk warga Jepang saja, tetapi juga siapapun yang datang ke Akihabara.

Untuk survei, terkadang orang yang sedang melakukan survei akan mencari seseorang yang sedang berhenti untuk mengambil foto produk atau “Atre wrapping” lalu mereka akan mengajukan pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan ini, langkah terbaik adalah dengan “mengabaikannya sepenuhnya”. Jika seseorang mendekati Anda untuk survei atau ajakan agama, sangat penting untuk tidak memberikan reaksi dan mengabaikannya sepenuhnya. Purakan seolah-olah Anda tidak menyadari bahwa Anda telah diajak bicara dan terus berjalan dengan cepat melewatinya. Biasanya, mereka tidak akan mengejar atau mengikuti Anda, jadi cara terbaik adalah dengan mengabaikannya sepenuhnya. Menggunakan earphone nirkabel dan berpura-pura “tidak mendengar” juga dapat membantu.

Namun, perlu diingat bahwa tindakan mengabaikan atau menolak lebih baik daripada tindakan agresif, dan para pihak yang melakukan ajakan seperti ini tidak akan melakukan tindakan lebih jauh jika Anda menolak. Salah satu cara yang lebih sopan adalah mengangkat tangan dan dengan lembut mengatakan, “Tidak, terima kasih,” untuk menunjukkan penolakan Anda.

Namun, jika Anda adalah salah satu dari mereka yang mungkin merasa sulit untuk menolak tawaran dengan tegas, terutama jika Anda sedang berkunjung ke Akihabara untuk tujuan wisata, maka menunjukkan tanda penolakan ringan dan dengan sopan seperti itu juga dapat membantu. Yang terpenting adalah jangan terlalu khawatir tentang hal ini dan nikmati kunjungan Anda ke Akihabara dengan tenang.

Related posts