News

ENNICHISAI 2013

Para tokoh dari Doraemon hadir di panggung utama memberi salam kepada pengunjung dan membagi hadiah.
Para tokoh dari Doraemon hadir di panggung utama memberi salam kepada pengunjung dan membagi hadiah.

Ennichisai 2013 LogoEnnichisai hadir kembali di tahun 2013. Adapun, Ennichisai adalah sebuah festival Jepang yang digagas oleh para pengusaha restoran di kawanan Little Tokyo Blok M Jakarta, untuk membawa suasana festival Jepang di Jakarta serta ingin merubah kawasan Blok M menjadi sebuah kawasan hiburan keluarga. Ennichisai telah menjadi agenda pariwisata tiap tahun di Jakarta sebagai festival tradisional Jepang tahunan yang mampu menyedot pengunjung hingga 200.000 orang tiap tahunnya. Seluruh kawasan Little Tokyo diubah menjadi seperti dalam suasana matsuri di Jepang, dihiasi Chouchin (lampion khas Jepang), dan booth-booth yang menjajakan berbagai sajian dan produk asli dari Jepang.

Suasana area Little Tokyo Blok M yang berubah menjadi lautan manusia.
Suasana area Little Tokyo Blok M yang berubah menjadi lautan manusia.

Ennichisai 2013 dengan tema “Tomo ni Ayumu” (Maju Bersama) ini digelar selama 2 hari, yaitu hari Sabtu (25 Mei 2013) dan hari Minggu (26 Mei 2013). Kawasan Little Tokyo Blok M yang menjadi area tempat banyak berdirinya hotel dan izakaya atau restoran Jepang, sejak pagi pemandangan area ini berubah dihiasi dengan deretan tenda dan booth para tenant yang berpartisipasi dalam acara ini. Umbul-umbul dan spanduk penghias booth yang sebagian besar menggunakan huruf Jepang, membuat orang yang melihatnya berasa sedang berada di festival yang diadakan di Jepang. Pengunjung mulai berdatangan pada pukul 10:00 dan area ini sudah menjadi lautan manusia pada pukul 12:00. Semua pengunjung tampak menikmati acara ini meskipun harus berdesak-desakan di tengah lautan manusia yang membuat mereka susah untuk berjalan. Booth yang berdiri di acara ini sebagian besar menawarkan barang dan makanan Jepang yang jarang ditemukan oleh pengunjung dalam kesehariannya. Para pemilik booth yang sebagian besar adalah orang Jepang, menerapkan sistem mereka untuk memikat pengunjung mengunjungi booth mereka dengan cara saling menyahut dan mengucapkan “irassaimase” seperti yang biasa dilakukan di festival-festival di Jepang. Hal ini menambah kental suasana festival di Jepang.

Penampilan BKM48, grup yang terdiri dari para pekerja di area Little Tokyo Blok M yang men-cover dance AKB48.
Penampilan BKM48, grup yang terdiri dari para pekerja di area Little Tokyo Blok M yang men-cover dance AKB48.

Berbeda dengan Ennichisai tahun lalu, tahun ini hanya ada 1 panggung utama sehingga pengunjung bisa fokus ke acara yang diadakan di panggung utama tanpa harus berpindah-pindah tempat lagi. Semua acara yang diadakan di atas panggung menyedot perhatian pengunjung tidak hanya dari kalangan anak muda tetapi juga orang tua, tidak hanya orang awal tetapi juga otaku. Di panggung utama, pengunjung dapat menyaksikan berbagai performa dari band-band yang membawakan lagu-lagu Jepang yang sudah tidak asing di telinga para pengunjung, dan performa dari grup-grup yang men-cover dance idol-idol terkenal Jepang seperti AKB48 dan Momoiro Clover Z. Yang paling mendapatkan perhatian adalah kompetisi cosplay CLAS:H regional Jakarta yang diadakan pada hari pertama, dan pemilihan wakil Indonesia untuk World Cosplay Summit yang diadakan pada hari kedua, dimana dimenangkan oleh Echow.

Anak-anak orang Jepang tyang menabuh taiko di atas Omikoshi.
Anak-anak orang Jepang yang menabuh taiko di atas Omikoshi.

Di luar panggung utama, pengunjung dapat menyaksikan dan berpartisipasi dalam Omikoshi dan Bon Odori. Pengunjung juga dapat berfoto dengan para cosplayer yang berjalan-jalan di sepanjang area Ennichisai.

Para Cosplayer datang dan memeriahkan Ennichisai dengan berjalan-jalan di sekitar area Ennichisai sambil mengenakan kostum favovit mereka.
Para Cosplayer datang dan memeriahkan Ennichisai dengan berjalan-jalan di sekitar area Ennichisai sambil mengenakan kostum favovit mereka.

Secara keseluruhan, Ennichisai 2013 berjalan dengan baik dan mampu menyedot pengunjung dengan jumlah yang sangat banyak. Berbagai acara terorganisir dengan cukup baik. Meskipun hujan sempat mengguyuir di hari kedua, tetapi hal tersebut tidak terlalu mengganggu jalannya acara.

Arak-arakan Omikoshi yang ditarik untuk mengelilingi area Ennichisai.
Arak-arakan Omikoshi yang ditarik untuk mengelilingi area Ennichisai.

Apa saja yang hadir dalam Ennichisai tahun ini?

– Omikoshi, sebuah parade tradisional sambil menggiting beramai-ramai Kuil Shinto, dimana kuil kecil ini dibawa berkeliling ke seluruh kawasan Little Tokyo.

– Taiko, alat musik tabuh Jepang yang digunakan sebagai pengiring Bon Odori untuk memeriahkan suasana festival.

– Tarian tradisional Jepang.

– Hanabi, pertunjukan kembang api yang spektakuler dan selalu menjadi acara penutupan dari setiap festival Jepang.

– Suasana matsuri sangat menonjol selama festival ini. Berbagai booth didesain sedemikian rupa sehingga pengunjung merasa seperti di Jepang.

– Chouchin dipasang di setiap sudut kawasan untuk memeriahkan suasana. Di kawasan booth makanan, diadakan “Ramen War”, yaitu kumpulan toko-toko ramen yang berjuang untuk menarik perhatian ratusan pengunjung Ennichisai.

Pertunjukan Pop-Culture

– Penyisihan kompetisi cosplay CLAS:H regional Jakarta yang diadakan pada hari pertama acara ini.

– Event pemilihan wakil Indonesia untuk World Cosplay Summit yang diadakan pada hari kedua.

– Street Cosplay, para pengunjung yang tidak mengikuti kompetisi bisa berjalan-jalan di kawasan ini dengan ber-cosplay juga.

– Harajuku Street, merupakan satu jalan dalam kawasan Little Tokyo yang diisi dengan berbagai booth yang memperkenalkan pop-culture Jepang.

– Performance dari tiga band yang meng-cover lagu-lagu dari band rock kenamaan Jepang “One OK Rock” sebagai tribute untuk mereka.

– Performance dari REDSHiFT dan VOCAPOST, yang membawakan theme song dari CLAS:H dengan menggunakan VOCALOID.

Anak-anak dari orang Jepang yang tinggal di Jakarta turut serta untuk memeriahkan acara.
Anak-anak dari orang Jepang yang tinggal di Jakarta turut serta untuk memeriahkan acara.
Anak-anak orang Jepang yang menabuh taiko di atas Omikoshi.
Anak-anak orang Jepang yang menabuh taiko di atas Omikoshi.
Para Cosplayer yang datang ke acara ini menggunakan kostum-kostum andalan mereka.
Para Cosplayer yang datang ke acara ini menggunakan kostum-kostum andalan mereka.
Salah satu booth di Ennichisai yang menjual figure dan goods karakter anime dan vocaloid.
Salah satu booth di Ennichisai yang menjual figure dan goods karakter anime dan vocaloid.
Tenda "Ramen War", kumpulan toko-toko ramen yang berjuang untuk menarik perhatian ratusan pengunjung Ennichisai.
Tenda “Ramen War”, kumpulan toko-toko ramen yang berjuang untuk menarik perhatian ratusan pengunjung Ennichisai.
Performa dari band Amakusa yang membawakan lagu-lagu X-Japan.
Performa dari band Amakusa yang membawakan lagu-lagu X-Japan.
Omikoshi yang sudah dipersiapkan sejak pagi hari untuk dibawa keliling area Ennichisai.
Omikoshi yang sudah dipersiapkan sejak pagi hari untuk dibawa keliling area Ennichisai.
Pemandangan salah satu sudut area Ennichisai.
Pemandangan salah satu sudut area Ennichisai.
Penyanyi, penari, dan penabuh taiko yang membawa acara Bon Odori.
Penyanyi, penari, dan penabuh taiko yang membawa acara Bon Odori.

 

Taiko, alat musik tabuh Jepang yang digunakan sebagai pengiring Bon Odori untuk memeriahkan suasana festival.
Taiko, alat musik tabuh Jepang yang digunakan sebagai pengiring Bon Odori untuk memeriahkan suasana festival.
Text by Aditya Rai
Pictures by Aditya Rai

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts