Pick-Up Topics

Interview bersama COWCOW

Beberapa waktu lalu, duo komedian COWCOW asal Jepang yang dikenal lewat lawakan Atarimae Taiso (versi bahasa Indonesia berjudul Senam yang Iya Iyalah) tampil sebagai special guest di acara Yoshimoto Comedy Party. Menjelang penampilannya, Doki-Doki Station berkesempatan mewawancari mereka, berikut wawancara selengkapnya:

 

COWCOW sudah berapa kali datang ke Indonesia? Lalu bagaimana pendapat mengenai Indonesia?

Yoshi Yamada: Delapan (menjawab dalam bahasa Indonesia). Menurut saya Indonesia adalah negara yang menyenangkan, sambutan masyarakatnya terhadap kami sangat hangat. Orang-orangnya ceria, pada suka dengan Jepang.

 

Bagaimana antusias Anda berdua tampil di Yoshimoto Comedy Party hari ini?

Yoshi Yamada: Penampilan kali ini ada dua jenis, yaitu versi bahasa Indonesia untuk penonton Indonesia dan versi bahasa Jepang untuk penonton orang Jepang. Pada penampilan versi bahasa Indonesia, kami akan melakukan hal yang berbeda dari penampilan yang biasa kami lakukan, seperti lelucon mengenai tahayul di Indonesia yang dibawakan melalui lagu rock. Kami menantikan seperti apakah reaksi penonton Indonesia.

 

Berapa lama persiapannya?

Kenji Tada: Persiapannya sedikit lama, terutama untuk penampilan tahayul rocks. Tapi dibilang lama sampai berhari-hari juga tidak sampai sih…

Yoshi Yamada: Ada juga yang baru jadi kemarin kan?

Kenji Tada: Oh ya, betul.

Yoshi Yamada: Kemarin kebetulan ada ide baru yang terpikir ketika sedang melakukan wawancara dengan media.

Kenji Tada: Saya mirip dengan Presiden Jokowi, jadi ada lawakan saya menirukan Jokowi. Lalu partner saya (Yoshi Yamada) dibilang mirip seperti Ahok.

Yoshi Yamada: Padahal saya merasa tidak mirip (dengan Ahok), tapi semua orang pada berkata mirip.

Kenji Tada: Hari ini kami akan menampilkan dua pertunjukkan untuk pertama kali, yaitu penampilan sebagai Jokowi dan Ahok, serta tahayul rocks.

 

Menurut Anda, apa perbedaan antara komedi di Indonesia dengan di Jepang?

Yoshi Yamada: Orang Indonesia banyak menggunakan lagu atau musik, komedi di Indonesia lebih ramai. Lawakannya dengan membaca, tapi diramaikan dengan musik.

Kenji Tada: Pada dasarnya lawakan kami juga bisa diterima di Jepang karena berdasarkan kehidupan sehari-hari. Apabila tidak ada perbedaan saya rasa lebih baik. Saya merasa, saat tertawa orang Indonesia bisa tertawa sampai terbahak-bahak, reaksi seperti itulah yang agak berbeda dengan di Jepang.

 

Apa yang membuat Anda berdua memutuskan untuk menjadi komedian?

Kenji Tada: Kami berdua teman sekelas saat SMP dan SMA, dan pada saat itu kami mulai mencoba melawak. Dalam waktu yang cukup lama itu, setelah lulus SMA kami masuk ke dunia komedi.

 

Siapakah komedian yang memberikan Anda inspirasi?

Yoshi Yamada: Sejak kecil kami selalu melihat penampilan para komedian senior, boleh dibilang semua komedian senior tersebut yang memberikan kami inspirasi.

Kenji Tada: Para komedian yang muncul saat ini semuanya mendapatkan inspirasi dari para senior.

 

Bagaimana dengan komedian di luar Jepang?

Yoshi Yamada: Kalau komedian luar negeri kami hampir tidak punya waktu untuk menonton penampilan mereka (tertawa). Tapi beberapa waktu lalu kami sempat melihat Sule-san di acara Opera Van Java, ia ikut melakukan gerakan Atarimae Taiso.

Kenji Tada: Sebelum kami datang ke Indonesia, mereka sudah melakukan gerakan Atarimae Taiso di acara TV dan diterima dengan sangat baik. Kami melihatnya di Youtube, dan kaget melihat reaksi hangat mereka terhadap lawakan kami. Dari sanalah asal mula dibuatkan Atarimae Taiso versi Indonesia.

Yoshi Yamada: Kami pertama kali tampil di Indonesia juga lewat acara Opera Van Java.

Kenji Tada: Apalagi waktu itu tayangannya secara live dan diperpanjang durasinya. Sebuah acara variety show diperpanjang durasinya adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi di TV Jepang. Tapi mungkin di Indonesia itu adalah hal yang biasa ya.

 

Dari manakah ide dan konsep untuk lawakan seperti “Atarimae Taiso” dan “Dua Dua Duuua”?

Kenji Tada: Kalau Atarimae Taiso sebenarnya lebih ke panduan senam Jepang yang saya buat sendiri. Dengan konsep berjalan melangkahkan kaki kanan dan kaki kiri. Lalu suatu ketika partner saya membuatkan lagu untuk gerakan tersebut seperti lagu yang digunakan pada senam Jepang.

Sedangkan Dua Dua Duuua dibuat karena saya mirip Jokowi-san, termasuk melakukan gerakan salam dua jari yang sangat diterima oleh masyarakat Indonesia. Dan yang tadi kami lakukan di sesi latihan, ada pertanyaan sudah berapa lama Jokowi berada di Jakarta, dijawab dua; berapa lama akan berada di Jakarta, dijawab dua juga; lalu ditanya umur berapa, dijawab dua. Tanya jawab seperti itu cukup diterima oleh banyak orang. dan pose dua jari ternyata banyak dilakukan orang-orang, jadi kami memikirikan ide untuk  membuat lagu yang menggunakan kata dua.

 

Adakah lawakan yang ingin Anda berdua coba selain yang pernah dilakukan sebelumnya?

Kenji Tada: Hari ini kami melakukan dua lawakan baru, mungkin nanti ingin melakukan lawakan lain yang melebihi itu. Soalnya dua lawakan tersebut masih pertama kali dicoba atau lebih tepatnya sedang diuji coba, setelah melewati itu mungkin akan terlihat ide lainnya.

 

Sebagai komedian yang sudah terkenal, apa harapan COWCOW di masa mendatang?

Yoshi Yamada: (tertawa) Kalau taget dalam waktu dekat, Atarimae Taiso bisa lebih dikenal lagi di Indonesia dan juga meluas ke negara lain seperti di Eropa, Amerika. Kalau bisa juga menampilkan Atarimae Taiso di acara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020. (tertawa) Lalu apabila orang-orang ditanya senam apakah yang dikenal mereka? Jawabannya Atarimae Taiso.

Kenji Tada: Menjadikan Atarimae Taiso sebagai senam di seluruh dunia. Langkah pertama dimulai dari Indonesia lalu terhubung ke seluruh dunia.

Reported by Lily
© Doki-Doki Station

Related posts