Pick-Up Topics

Genki (Sokorahen Genki): Saya ingin membuat komedi yang tidak pernah dilakukan oleh komedian pada umumnya

Bagaimana asal mula Anda menggunakan nama Sokorahen Genki?

(tertawa) Di Indonesia sekarang saya menggunakan nama Genki, tapi di Jepang saya menggunakan nama Sokorahen Genki. Awalnya saya ingin menggunakan nama Sokorahen Kimchi, soalnya waktu saya masih SD, kata Sokorahen Kimchi itu sangat terkenal, saya juga tidak tahu kenapa. Tapi di Jepang kata kimchi itu seperti perkataan yang menyinggung orang Korea, jadi saya rasa tidak baik kalau menggunakan nama itu. Jadi saya mengambil nama dari nama asli saya sendiri, Sadamatsu Genki, menjadi  Sokorahen Genki. Tapi arti nama Sokorahen Genki sendiri tidak memiliki makna khusus. (tertawa)

 

Mengapa Anda tertarik menjadi seorang komedian?

Awalnya sejak SD saya sudah suka komedi, sering melihat acara komedi di TV, juga menonton komedi ke teater. Lalu karena sebuah kejadian, saya masuk ke dunia ini. Jadi ceritanya waktu SMA saya mengikuti ujian masuk universitas, tapi gagal. Selama itu saya menjadi ronin (istilah untuk nganggur sampai bisa mengikuti ujian tahun selanjutnya) selama satu tahun. Di antara waktu itulah saya berkeinginan masuk NSC (New Star Creation, milik Yoshimoto Kogyo, yang menjadi tempat training bagi orang-orang yang ingin menjadi komedian atau performer). Selama itu saya berpura-pura menjadi ronin tapi tidak pernah belajar sama sekali (tertawa). Untuk ikut ujian lagi tentunya saya harus belajar, juga tidak bisa baito (kerja paruh waktu), jadi selama satu tahun penuh saya terus diam di rumah. Tapi walau diam di rumah selama satu tahun, saya selalu menonton TV dan mendapatkan hiburan. Saat itu saya berpikir “wah TV itu hebat ya”, lalu berkeinginan untuk mendapatkan perkerjaan yang bisa tampil di TV. Dan berkat hal itulah sekarang saya masuk ke dunia komedi. Jadi hal utama yang membuat saya menjadi komedian adalah karena ingin beraktifitas dan muncul di TV.

 

Mengapa Anda memilih negara Indonesia dalam proyek Sumimasu Geinin?

Ada banyak yang memilih Indonesia ya, seperti Akira yang suka main badminton memilih Indonesia. Tapi diantara pilihan 5 negara Thailand, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia, saat audisi saya berkata bebas dikirim ke negara mana saja. Lalu selama obrolan itu berlanjut, saya bercerita sempat bekerja di taman bermain anak-anak semacam theme park. Di sana saya bekerja membaca cerita dari buku gambar dan menyanyi bersama dengan anak-anak kecil. Dari sanalah pembicaraan berlanjut bagaimana kalau saya dikirim ke Indonesia, karena di Indonesia penduduknya banyak dan banyak anak-anak, pastinya banyak TK juga.

 

Sejak pertama kali datang ke Indonesia, apa yang membuat Anda tertarik dengan Indonesia?

Saya paling suka Kota Tua. Benar-benar kaget, saya kira itu Disneyland (tertawa). Ada banyak karakter tapi sedikit berbeda satu sama lain. Warnanya juga sedikit berbeda, tapi sangat menarik (tertawa). Kadang-kadang saya suka pergi ke sana untuk berfoto. Tempatnya menarik ya, kalau ada orang Jepang yang datang ke sini ingin saya rekomendasikan.

 

Bagaimana dengan tempat di kota lain?

Hm… kota lain ya… Saya lebih banyak bepergian di pusat kota Jakarta, tapi saya pernah sekali mendatangi satu tempat yang ada jembatan yang sudah rusak. Tempatnya saya agak lupa, tapi ada di pedalaman kampung, di dalam gunung. Jembatan rusak itu bentuknya sudah berdiri, dan untuk melewatinya harus menggunakan seutas tali, benar-benar menegangkan. Di bawahnya ada sungai, jadi kalau jatuh pun tidak masalah, tapi waktu saya ke sana sedang musim kemarau jadi airnya kering dan dasarnya penuh batu-batu. Saya pikir kalau jatuh saya bakalan mati nih (tertawa). Kata penduduk di sana, jembatan itu hanya digunakan saat musim hujan saja.

 

Dari manakah ide Anda membuat lawakan?

Saat perform, saya lebih banyak menirukan suara seperti suara binatang ataupun suara lainnya. Hal itu bermula saat saya pertama datang ke Indonesia, karena waktu itu saya tidak bisa berbahasa Indonesia, jadi tidak bisa melawak menggunakan bahasa Indonesia. Saya perform menirukan suara yang bisa dimengerti oleh semua orang hanya dengan mendengarnya saja. Dan memang awal juga saya suka mencoba menirukan suara-suara.

Tapi setelah setengah tahun berada di sini, saya mulai bisa bicara bahasa Indonesia, dan banyak diajarkan bahasa gaul yang dipakai anak-anak muda. Lalu bahasa gombal, katanya tidak apa-apa dipakai kalau sedang bercanda. Saat ini itulah yang menjadi ide lawakan saya.

 

Apakah bahasa Indonesia sulit buat Anda?

Awalnya sulit, karena mirip dengan bahasa Inggris, tapi kalau didengar-dengar bahasa Indonesia katanya bahasa yang paling mudah diucapkan diantara semua bahasa di dunia. Sekarang saya sudah berada di sini selama setengah tahun, kalau bahasa sehari-hari sudah lumayan, setidaknya apa yang dibicarakan orang-orang bisa dimengerti, tapi belum bisa menjawab dengan panjang lebar. Baru bisa menjawab singkat dan ringan saja. Saya rasa bahasa Indonesia mudah dimengerti ya.

 

Siapa komedian yang menjadi inspirasi Anda?

Hm.. kalau memberikan inspirasi hampir tidak ada ya… Tapi banyak komedian yang saya suka. Sepertinya hampir tidak ada komedian yang seperti saya. Dari masa SMA saya tipe orang yang tidak banyak bicara. Ayah dan ibu saya dua-duanya berprofesi sebagi guru, didikan mereka pada saya cukup kolot sehingga saya agak kurang suka berbicara dengan orang lain. Jadi saya mencoba melakukan lawakan yang tidak dilakukan kebanyakan komedian pada umumnya. Daripada dibilang inspirasi, saya lebih mencari hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang (komedian) yang saya hormati.

 

Bagaimana antusias Anda dalam penampilan di Yoshimoto Comedy Party?

Sudah setengah tahun (saya berada di sini) ya… Boleh dibilang selama itu hampir tidak banyak kesempatan untuk tampil. Apalagi sekarang ada COWCOW-san. Saya sekarang berumur 22 tahun, dan karir COWCOW-san di dunia komedi sudah 22 tahun juga. Jadi saat COWCOW-san memulai debut, saya baru lahir. Bisa berdiri di panggung yang sama dengan dai-senpai (senior besar) adalah hal yang luar biasa. Tentunya hal ini tidak akan bisa terwujud bila saya tidak terpilih dalam proyek Sumimasu Geinin. Pastinya saya akan berusaha melawak tanpa melakukan kesalahan, tapi yang pertama-tama saya ingin menikmati panggungnya. Bersamaan dengan itu saya juga berharap para penonton bisa terhibur.

 

Berapa lama Anda mempersiapkan penampilan di Yoshimoto Comedy Party?

Hm… cukup lama ya.. Ada lawakan yang biasa saya lakukan di sini, tapi khusus untuk penampilan kali ini ada 2 lawakan baru yang materinya saya kumpulkan dari beberapa bulan lalu. Lawakan kali ini saya menggunakan kertas flip sebanyak 30 lembar, kertas itu keras dan berat. Saya menempelkan tulisan di kertas itu satu persatu dan begadang sekitar 3 hari. Jadi penampilan nanti pokoknya tidak boleh sampai gagal (tertawa).

 

© Doki-Doki Station

Related posts