INTERVIEW DOKI-DOKI STATION DENGAN RYOUJI NAKAMURA
Ryouji Nakamura dikenal sebagai aktor, produser dan koreografer yang lahir pada tanggal 5 Maret 1951 di Taitou-ku, Tokyo. Lulus dari sekolah pelatihan aktor Gekidan Shiki dan langsung bergabung dengan sekolah tersebut. Sejak tahun 1981 dipercaya untuk mengatur dan membuat koreografi untuk berbagai pertunjukan. Karirnya mulai bercahaya karena keterlibatan dengan berbagai penyanyi dan konser grup musik.
Menjadi orang yang memegang konser Yumi Matsutouya di Budokan, YUMING VISUALIVE DA.DI.DA pada tahun 1984 hingga THE DANCING SUN pada tahun 1995. Pada tahun 1990 berpartisipasi dalam peluncuran Tokyo Performance Doll sebagai director dan koreografer. Bahkan semua urusan yang berhubungan dengan penyiapan panggung dipegang olehnya. Tahun 1995 menjadi director untuk Rakuen Densetsu, musikal yang menghadirkan Hikaru Nishida untuk pertama kalinya. Tahun 1997 berpartisipasi di festival olahraga nasional sebagai director dan koreografer untukopening ceremony. Di tahun yang sama, beliau menjadi director bagi Takarazuka Musical Theateruntuk pertama kalinya. Sejak tahun 2001 menjadi koreografer dan director untuk Muscle Musical, tetapi kemudian keluar pada tanggal 9 September 2007. Tahun 2008 mendirikan Nakamura Japan DC bersama para member Muscle Musical yang sudah keluar.
Aditya Rai: Apa pendorong hingga berlangsungnya pertunjukan Indonesia Special kali ini?
Ryouji Nakamura: Saya kebetulan punya teman yang bekerja di Kedutaan Besar Jepang di Medan yang meminta saya untuk datang ke Indonesia. Jika berbicara mengenai pendorong, hal itulah yang mendorong saya untuk datang ke Indonesia.
Aditya Rai: Muscle Musical lahir karena adanya acara TV Kane The Muscle dan Kin-niku Bantsuke di saluran TBS. Di balik itu, apa sebenarnya alasan pembentukan Muscle Musical?
Ryoujji Nakamura: Saat itu TBS memiliki banyak talenta yang sangat membanggakan kekuatan otot dan tubuhnya, mereka meminta kepada saya bagaimana kalau dibuatnya sesuatu untuk mereka, hingga lahirlah Muscle Musical yang pertama.
Aditya Rai: Kebetulan saya pribadi termasuk fans dari Muscle Musical. Sejak dulu saya senang menyaksikan acara seperti Sasuke dan Kunoichi dimana banyak anggota Muscle Musical yang mengambil bagian acara tersebut dan membuat saya mengidolakan mereka. Karena sering menyaksikan, saya tahu betul apa itu Muscle Musical, tetapi saat menyaksikan pertunjukan di Indonesia ini, saya merasakan ada yang berbeda dengan Muscle Musical pada umumnya. Apa sebenarnya perbedaan pertunjukan kali ini dengan Muscle Musical pada umumnya?
Ryouji Nakamura: Pada awalnya saya yang membuat Muscle Musical dan bersama mereka selama tujuh tahun. Tetapi selama tujuh tahun bekerja di dalamnya, saya merasa pendapat dan pandangan produser Muscle Musical berbeda dengan saya. Perbedaan tersebut yang membuat saya berhenti dariMuscle Musical. Apa ini etis untuk saya ceritakan ya [tertawa]. Muscle Musical sendiri tetap ada dan melakukan pertunjukan rutin di Jepang, tetapi bagi saya pertunjukan mereka sudah tidak menarik lagi. Setelah berpisah dari Muscle Musical, sejak tiga setengah tahun yang lalu saya membentuk Nakamura Japan Dramatic Company, dan pertunjukan kami seperti yang anda saksikan barusan. Mengapa berbeda dengan Muscle Musical, karena ingin menunjukkan pertunjukkan kami adalah perkembangan dari Muscle Musical, saya rasa anda dapat mengerti setelah menyaksikan pertunjukan kami. Selain lebih memasukkan nuansa permainan, mereka [performer Nakamura Japan DC] juga melakukan pertunjukan musikal dan tari yang umum. Musikal, dan pertunjukan menggunakan kekuatan tubuh seperti ini, merupakan dua hal yang mendasari pertunjukan yang dibawakan Nakamura Japan setiap tahun. Karena itu, walaupun saya awalnya berasal dari Muscle Musical, tapi kini saya sudah berkembang.
Aditya Rai: Apakah sejak awal Nakamura-san memiliki kepercayaan diri kalau Muscle Musical akan menjadi besar?
Ryouji Nakamura: Tentu saja [tertawa].
Aditya Rai: Biasanya dalam pertunjukan Muscle Musical selalu ada sesi trampoline, synchronized swim, mountain bike, dan berbagai cheerleading. Sedangkan di pertunjukan tadi sepertinya banyak sesi yang tidak ada.
Ryouji Nakamura: Hal seperti itu, seperti mountain bike dan synchronized swim yang tidak dapat dilakukan tanpa adanya kolam renang, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah professional di bidangnya. Hal seperti itu hanya akan membuat pertunjukan seperti pertunjukan sirkus. Nantinya pertunjukan ini hanya menjadi tempat berkumpulnya para pro dan mereka yang menjadi bintangnya. Sedangkan dalam pertunjukan saya, semua member adalah bintang, semua menjadi bagian dari bintang dalam pertunjukan ini. Tentu saja tidak ada salahnya memiliki kemampuan tertentu, tetapi itu hanya akan menjadi ajang pamer saja, tidak ada bedanya dengan sirkus. Membuat pertunjukan musikal yang dimana semua pemainnya melebur menjadi satu adalah apa yang ingin saya buat, karena itu saya tidak memasukkan orang-orang pro di bidang tertentu seperti pada Muscle Musical.
Aditya Rai: Apakah Nakamura-san punya kemampuan khusus seperti para pemain?
Ryouji Nakamura: Kemampuan khusus? [tertawa]. Produser dan koreografer, selain itu saya juga senang bermain gitar.
Aditya Rai: Berarti bisa dikatakan anda bukan ahli di bidang kemampuan yang dimilik oleh para pemain. Bagaimana anda bisa me-manage mereka tanpa harus mengetahui bidang yang mereka dalami?
Ryouji Nakamura: Dalam hal ini, saya tidak perlu harus mengetahui secara detail bidang mereka masing-masing. Tidak mengetahuinya pun saya sudah tahu secara garis besarnya, tugas saya adalah mengubah olahraga menjadi sebuah hiburan. Misalnya untuk senam, dalam pertunjukan kali ini menggunakan pita kan? Pita yang digunakan itu tiga kali lebih berat dari pita yang biasa digunakan dalam olahraga senam lho. Hal itu menjadi sesuatu yang baru yang saya ciptakan. Hal seperti itu hanya ditemukan dalam pertunjukkan ini. Menampilkan olahraga bukan dalam bentuk pada umumnya tetapi sebagai sebuah hiburan adalah salah satu dari tujuan saya di sini. Tidak hanya itu saja, saya terus mencari ide-ide baru yang bisa dikembangkan, karena jika tidak ada ide, akan menjadi sangat sulit. Sebagai contoh, bagaimana mengemas judo atau bulutangkis ke dalam pertunjukkan tentunya dibutuhkan ide-ide yang unik. Ditambah lagi, pertunjukan berjalan tanpa dialog, sehingga semua orang di seluruh dunia dapat menyaksikan tanpa kendala bahasa. Saya sendiri sangat mengagumi Charlie Chaplin, karena tanpa dialog pun dia dapat menghibur semua orang di seluruh dunia. Karena itu saya berpikir untuk membuat sebuah pertunjukan tanpa dialog yang dapat dinikmati oleh semua orang.
Aditya Rai: Saat ini berapa orang anggota Nakamura Japan Dramatic Company? Saya pernah baca kalau anggota anda mencapai lebih dari 50 orang.
Ryouji Nakamura: Saat ini 14 orang. Dalam pertunjukan kali ini ada…, seorang aktor yang menjadi bintang tamu sehingga anggota yang tampil kali ini menjadi 15 orang. Pernah ada 50 orang, seperti yang anda katakana. Tetapi karena latihan yang diterapkan sangat berat, sedikit demi sedikit mulai ada anggota yang keluar, dan yang masih bertahan hingga sekarang adalah orang-orang yang barusan anda lihat pertunjukannya.
Aditya Rai: Setelah ini, apa yang anda ingin lakukan di masa depan?
Ryouji Nakamura: Karena sekarang sudah tampil di Indonesia, saya ingin tampil di negara Asia lainnya juga. Setelah itu, sebagai wakil Asia, ingin melakukan pertunjukan di benua lain.
Aditya Rai: Bagaimana pendapat Nakamura-san mengenai Indonesia?
Ryouji Nakamura: Penonton di Indonesia benar-benar hebat dan menyenangkan. Di saat saya ingin semua tertawa, mereka semua tertawa sesuai keinginan saya, hal itu benar-benar menyenangkan [tertawa]. Ada beberapa lelucon di Jepang yang ditampilkan di pertunjukan tadi, dan saya tidak menyangka penonton bisa menangkap dengan cepat dan ikut berinteraksi, ini pertama kalinya terjadi [di luar Jepang]. Kami juga sudah pernah mengadakan pertunjukan di Las Vegas, tetapi [penonton] di sana tidak berinteraksi seperti penonton hari ini. Tetapi penonton di Amerika lebih berani untuk ikut menari bersama-sama.
Aditya Rai: Saya sendiri sangat senang bisa melihat langsung Nakamura-san. Terima kasih sudah datang ke Indonesia.
Ryouji Nakamura: Benarkah? Terima kasih [tersenyum].
Aditya Rai: Apakah ke depannya anda bermaksud untuk kembali mengadakan pertunjuikan di Indonesia?
Ryouji Nakamura: Tentu saja, bahkan kalau bisa setiap tahun…kalau dipanggil [tertawa]. Jika orang-orang di Indonesia meminta Nakamura Japan untuk datang, kami akan datang.
Aditya Rai: Apakah anda menyukai anime dan manga?
Ryouji Nakamura: Ya. Tapi walau dibilang suka, saya tidak mengerti dengan anime dan manga jaman sekarang. Selain jumlahnya sangat banyak, berbagai acara TV dan film layar lebar banyak diambil dari manga, di Jepang pun semuanya sudah serba anime. Kebanyakan anime juga banyak yang lebih ditujukan untuk anak muda. Hal ini mempengaruhi industri film dan musik menjadi lebih diperuntukkan ke anak muda. Sementara saya ingin membuat sebuah hiburan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan umur. Di pertunjukan hari ini saya lihat sedikit anak kecil yang datang, padahal penonton di Jepang setengahnya diisi oleh anak-anak. Selain mudah dimengerti, mereka juga tidak akan berisik dan menonton dengan tenang. Jadi saya membuat sesuatu yang diperuntukkan bagi orang dewasa tetapi juga dapat diminati oleh kalangan usia lain. Hiburan semacam sudah semakin jarang di Jepang.
Aditya Rai: Bagaimana dengan budaya idol?
Ryouji Nakamura: Saya dengar di sinipun [Indonesia] dibentuk satu grup di bawah nama 48. Tapi saya tidak peduli dengan idol. karena itu bukan bidang saya [tertawa].
Aditya Rai: Saat ini banyak sekali orang Indonesia yang menyukai budaya Jepang. Bagaimana pendapat anda?
Ryouji Nakamura: Saya kurang mengerti mengenai budaya yang dikatakan disukai di Indonesia, karena budaya Jepang sangatlah banyak. Saya sendiri hanya menyukai kebudayaan Jepang yang lama, dan tidak terlalu menyukai kebudayaan Jepang sekarang. Tetapi saya cukup terkejut saat mengetahui banyak orang di Indonesia yang menyukai dan belajar kebudayaan Jepang.
Aditya Rai: Sebagai penutup, silahkan memberikan pesan untuk masyarakat Indonesia.
Ryouji Nakamura: Apa yang saya bawakan ini sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata, oleh karena itu silahkan datang untuk menyaksikan langsung pertunjukan kami. Setelah melihat pertunjukan, saya ingin di diri kalian timbul perasaan kalau kekuatan tubuh manusia itu mengagumkan. Sehingga kalian akan lebih percaya diri dengan tubuh sendiri dan hidup sehat selalu.
Text by Aditya Rai